Pengertian Batubara
Menurut Badan Standar Nasional Indonesia (1998), endapan batubara adalah endapan yang mengandung hasil akumulasi material organik yang berasal dari sisa-sisa tumbuhan yang telah melalui proses litifikasi untuk membetuk lapisan batubara. Material tersebut telah mengalami kompaksi, ubahan kimia, dan proses metamorfosis oleh peningkatan panas dan tekanan selama periode geologis. Bahan-bahan organik yang terkandung dalam lapisan batubara mempunyai berat lebih dari 50% atau volume bahan organik tersebut, termasuk kandungan lengas bawaan (inherent moisture) yaitu lebih dari 70%.
Proses pembentukan batubarasangat kompleks dan membutuhkan waktu hingga berjuta-juta tahun lamanya. Proses pembentukan batubara dapat dijelaskan sebagai berikut:
Pembusukan, bagian-bagian tumbuhan yang lunak akan diuraikan oleh bakteri anaerob.
2. Pengendapan, tumbuhan yang telah mengalami proses pembusukan selanjutnya akan mengalami pengendapan, biasanya di lingkungan yang berair. Akumulasi dari endapan ini dengan endapan-endapan sebelumnya akhirnya akan membentuk lapisan gambut.
3. Dekomposisi, lapisan gambut akan mengalami perubahan melalui proses biokimia dan mengakibatkan keluarnya air dan sebagian hilangnya sebagian unsur karbon dalam bentuk karbondioksida, karbonmonoksida, dan metana. Unsur karbon secara relatif akan bertambah dengan adanya pelepasan unsur atau senyawa tersebut.
4. Geotektonik, lapisan gambut akan mengalami kompaksi akibat adanya gaya tektonik dan kemudian akan mengalami perlipatan dan patahan. Batubara peringkat rendah (low rank) dapat berubah menjadi batubara peringkat tinggi (high rank) apabila gaya tektonik yang terjadi adalah gaya tektonik aktif, karena gaya tektonik aktif dapat menyebabkan terjadinya intrusi atau keluarnya magma. Selain itu, lingkungan pembentukan batubara yang berair juga dapat berubah menjadi area darat dengan adanya gaya tektonik tertentu.
5. Erosi, merupakan proses pengikisan pada permukaan batubara yang telah mengalami proses geotektonik. Permukaan yang telah terkelupas akibat erosi inilah yang hingga saat ini dieksploitasi manusia.
Klasifikasi Batubara
Klasifikasi Batubara Secara Umum
Secara umum batubara digolongkan menjadi lima tingkatan, yaitu:
1. Peat
Peat ditandai dengan kondisi fisik berwarna kecoklatan dan strukturberpori, memiliki kadar air sangat tinggi, nilai kalori sangat rendah, kandungan sulfur sangat tinggi, dan kandungan abu sangat tinggi. Nilai kalori peat adalah 1.700-3.000 kcal/kg.
2. Lignite
Lignite ditandai dengan kodisi fisik berwara hitam dan sangat rapuh, nilai kalori rendah, kandungan air tinggi, kandungan abu tinggi, dan kandungan sulfur tinggi. Nilai kalori lignite adalah 1.500-4.500 kcal/kg.
3. Bituminous/ sub-bituminous coal
Bituminous/ sub-bituminousditandai dengan warna hitam mengkilat, struktur kurang kompak, kandungan karbon tinggi, nilai kalori tinggi, kandungan air sedikit, kandungai abu sedikit, dan kandungan sulfur sedikit. Nilai kalori bituminous/ sub-bituminousadalah 7.000-8.000 kcal/kg.
4. Anthracite
Anthracite ditandai dengan warna hitam sangat mengkilat, struktur kompak, kandungan karbon sangat tinggi, nilai kalor sangat tinggi, kandungan air sangat sedikit, kandungan abu sangat sedikit, dan kandungan sulfur sangat sedikit. Nilai kalori anthacite lebih besar atau sama dengan 8.300 kcal/kg.
Klasifikasi Batubara Menurut ASTM
ASTM atau American Society for Testing and Material merupakan suatu organisasi internasional yang mengembangkan standarisasi teknik untuk material, produk, sistem, dan jasa. ASTM membagi batubara berdasarkan tingkat pembatubaraanya. Urutan batubara dari tingkat tertinggi sampai terendah adalah anthracite, bituminous,sub-bituminous, dan lignite. Semakin tinggi kualitas batubara, maka kadar karbon tetap (fixed carbon) akan meningkat sedangkan zat terbang (volatatile matter)dan moisture (kelembaban) akan turun. Batubara kualitas rendah seperti lignitedan sub-bituminous akan memiliki karbon tetap yang rendah dan zat terbang dan kelembaban yang tinggi. Semakin tinggi jenis batubara maka energi yang dihasilkan lebih besar dan bentuknya semakin keras dan berwarna semakin hitam.
Parameter dasar yang digunakan dalam klasifikasi ASTM, yaitu:
1. Batubara berperingkat tinggi (fixed carbon > 69%) menggunakan parameter jumlah karbon tetap(fixed carbon) dan zat terbang(volatile matter).
2. Batubara berperingkat rendah (fixed carbon < 69%) menggunakan parameter berdasarkan nilai kalorinya.
Klasifikasi Batubara Berdasarkan Nilai Kalor
Klasifikasi batubara berdasarkan nilai kalor dibagi menjadi tiga, yaitu:
1. Batubara tingkat tinggi (high rank)
Batubara tingkat tinggi meliputimeta anthracite, anthracite, dan semi anthracite.
2. Batubara tingkat menengah(moderate rank)
Batubara tingkat menengah meliputi low volatile bituminous coal,dan high volatile coal.
3. Batubara tingkat rendah (low rank)
Batubara tingkat rendah meliputi sub-bituminous coal, danlignite.
REFERENSI:
Badan Standarisasi Nasional, 1998, Klasifikasi Sumberdaya dan Cadangan Batubara, SNI 5014:1998.
Muchidin, 2006, Pengendalian Mutu Dalam Industri Batubara, ITB, Bandung.
Sukandarrumidi, 2005, Batubara dan Pemanfaatannya, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar